Minggu, 31 Agustus 2014

Pengajaran proyek_Multikultural


Pengajaran proyek
ABSTRAK
Bapak dari pengajaran proyek atau metode soal maupun masalah ini adalah seorang sarjana dari Amerika bernama John Dewey. John Dewey yang menanam benih-benihnya, tetapi yang menumbuhkan dasar-dasar itu menjadi suatu sistem pengajaran proyek atau metode soal (problem) itu adalah W.H.Kilpatrick, salah seorang pengikutnya. Ia mengatakan bahwa filsafat dan pendidikan itu tidak dapat dipisahkan dan filsafat merupakan teori dari pendidikan. Dasar pokok dari filsafatnya ialah teori evolusi dari Darwin.
Dewey amat menghargai pengalaman, karena pengalaman itu pada umumnya amat penting untuk perjuangan hidup orang dan dapat menghubungkan orang dengan dunia yang telah selam dan dengan dunia yang datang. Penghubungan dunia sekarang dengan dunia yang telah selam dan yang akan datang menggunakan alat penghubung yang lain lagi yaitu bahasa.
PENDAHULUAN
Pengajaran proyek adalah salah satu buku yang ditulis oleh Soejono, yang berjudul Aliran-aliran baru pendidikan, diterbitkan oleh Djambatan di Jakarta pada tahun 1958 dan  terdiri dari 174 halaman. Pada pembagian tugas mata kuliah pendidikan multikultural kali ini, saya diberi kesempatan untuk membuat makalah dan pokok pembahasannya berkaitan dengan metode pusat perhatian yang berada pada halaman 103 dari 174 halaman pada buku tersebut.
Pengajaran proyek merupakan salah satu  bentuk pengajaran yang mengajarkan cara mendidik agar anak lebih berfikir aktif. Disamping itu dalam pembahasan ini kita akan menjumpai suatu pengajaran yang membahas tentang sekolah lama.
Suatu pengajaran yang berusaha untuk memberitahuan akan pentingnya suatu pendidikan itu sendiri, pendidikan yang dapat memanusiakan manusia untuk menjauhkan anak-anak sekarang dari kebodohan dan kejahatan. Pendidikan yang dapat menjadikan manusia lebih baik lagi dan pendidikan yang dapat menambah pengetahuan.
Seringkali suatu pengetahuan hanya dianggap sebagai jalan menuju kesuksesan mendatang, padahal suatu pengetahuan yang dilandasasi dengan pendidikan akan memanusiakan manusia. Karena didalam suatu pendidikan seseorang itu dapat menjadikan dirinya lebih baik lagi. Oleh karena itu, dalam materi ini kita akan membahasan sesuatu yang dapat membuat tempat diadakannya pendidikan atau yang biasa disebut dengan sekolah agar menjadi tempat penimbah ilmu yang benar-benar baik untuk  anak mendapatkan suatu pendidikan.
Dalam pengajaran proyek ini kita akan meninjau lebih dalam lagi atau menyelidiki tentang :
a.        Bagaimana caranya meletakkan hubungan yang erat antara sekolah dan lingkungan rumah ?
b.        Bagaimana cara menghubungkan sejarah, pengetahuan dan kesenian dengan hidup anak-anak ?
c.        Bagaimana caranya mengajarkan bentuk permulaan seperti membaca, menulis dan menghitung dengan bahan yang menarik sesuai dengan hidup anak-anak? Bagaimana cara membangkitkan perhatian ?
PEMBAHASAN
PENGAJARAN PROYEK
John Dewel
1859-1952
Bapak dari pengajaran proyek atau metode soal maupun masalah ini adalah seorang sarjana dari Amerika bernama John Dewey. Dialah yang menanam benih-benihnya, tetapi yang menumbuhkan dasar-dasar itu menjadi suatu sistem pengajaran proyek atau  metode soal (problem) itu adalah W.H.Kilpatrick, salah seorang pengikutnya. Diberbagai tempat sistem pengajaran proyek itu dipraktekkan, diubah dan disesuaikan dengan keadaan setempat.

Ia dilahirkan dalam tahun 1859 di Burlington di Amerika sebagai seorang pemegang toko. Sesudah mendapatkan diploma ujian kandidat, ia 2 tahun menjadi guru (1879). Tiga tahun kemudian ia menjadi mahasiswa lagi dan mendapat gelar Doktor dalam filsafat (1884). Maka ia diangkat menjadi dosen, lalu asisten profesor dan kemudian profesor di Michigan. Sebagai profesor dalam filsafat di Chicago, ia memimpin juga bagian pedagogik dan mendirikan suatu sekolah percobaan untuk menguji dan  mempraktekkan teori-teorinya. Begitulah sekolah rendah yang digabungkan pada universitasnya itu bukannya suatu sekolah contoh melainkan sekolah percobaan.
“University Elementaire-School”, nama sekolah menjadi  diseluruh dunia. Disekolah ini ia menjadikan sang anak pokok perhatian dalam pengajaran dan pengajaran, bukannya mata pengajaran. Ia menyelidiki:
d.        Bagaimana caranya meletakkan hubungan yang erat antara sekolah dan lingkungan rumah ?
e.        Bagaimana cara menghubungkan sejarah, pengetahuan dan kesenian dengan hidup anak-anak ?
f.          Bagaimana caranya mengajarkan vak-vak permulaan seperti membaca, menulis dan menghitung dengan bahan yang menarik sesuai dengan hidup anak-anak. (Pada permulaan ia menghapuskan pelajaran ini, tetapi proses dari orang tua murid memaksanya untuk memasukkan pelajaran itu kedalam sekolahnya lagi)?
g.        Bagaimana cara membangkitkan perhatian ?
Sepuluh tahun ia bekerja keras pada universitas ini dan mengumpulkan serta mendidik orang-orang yang akan meneruskan cita-citanya.
Dalam tahun 1904 sampai 1931 ia bekerja pada universitas Columbia di New York. Kecuali memberikan kuliah filsafat ia memberikan pedagogik kepada akademi guru. Disini diciptakanlah buku-bukunya yang tersohor. Dari 30 buku ciptaannya kita sebut:
a.        Democracy and Education.
b.        How we think.
Buku lainnya kita sebut : My paedagogical Creed (pendirian), School and Sciety.
Ia mengundang dan melawat keberbagai negara : Jepang, Tiongkok, Turki, Mexico, Rusia dan Inggris. Dari pelawatannya ini perlu dicatat, bahwa ia di Rusia menemui sistem sekolah yang banyak miripnya dengan cita-citanya. Tulisannya yang mengandung simpati terhadap sekolah di Rusia ini mengakibatkan ia dicap sebagai seorang komunis. Untuk mengelakkan tuduhan ini ia mengeluarkan pendapatnya dalam karangan “Revolusi yang mempergunakan diktatur dan paksaan tak satupun yang dapat mencapai tujuannya yang sebaik-baiknya”, dan mengatakan kebenciannya kepada facisme dan komunisme.
Dalam usia 93 Dr. John Dewey meninggal dunia pada tahun 1952.
PANDANGAN HIDUP (FILSAFAT) DEWEY
 


Agar dapat memahami pendiriannya mengenai pendidikan dan pengajaran, perlulah sedikit dibentangkan dulu tentang dasar-dasar pokok dari pandangannya mengenai beberapa ilmu.
Pertama-tama yang mengenai filsafatnya, ia mengatakan bahwa filsafat dan pendidikan itu tidak dapat dipisahkan dan filsafat merupakan teori dari pendidikan. Dasar pokok dari filsafatnya ialah teori evolusi dari Darwin. Dalam tahun lahir Dewer buku Ch.Darwin diterbitkan: Original of  Species. Dalam pokoknya teori evolusi itu mengajarkan bahwa hidup didalam dunia ini merupakan suatu proses, yang dimulai dari tingkat terendah dan selalu maju serta meningkat. Begitulah hidup itu dinamis tidak statis.
Dewer menarik kesimpulan: Dimana letak puncak kemajuan ini tidak dapat diketahui terlebih dahulu. Itu terletak dikemudian hari, yang gelap bagi kita, dan bergantung kepada kemajuan  masyarakat tiap-tiap masa. Maka tiap orang sebagai unsur dari masyarakat dan sebagai suatu mata rantai antara satu masa kemasa yang lain, wajiblah ikut bekerja untuk kemajuan masyarakatnya. Begitulah kemajuan masyarakat itu adalah hasil usaha atau kebudayaan manusia yang hanya dapat dicapai dengan kerjasama.

Kerja-Pengalaman-Fikir
                                                Alam sekitar kita selalu mengandung bahaya dan menimbulkan bermacam-macam kesulitan, yang menghambat kemajuan jika kita tidak dapat mengatasinya. Bahaya itu selalu ada dan selalu berganti-ganti sifatnya sesuai dengan masyarakat yang selalu berganti-ganti pula. Dulu banjir dan binatang buas, sekarang lalu lintas dan peperangan total membahayakan hidup manusia. Kita wajib untuk berbuat untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dari luar itu dengan kerja badan dan rohani, yaitu fikir; kita harus berfikir.
Begitulah berfikir itu tidak lain dari pada reaksi atau perangsang dari luar yaitu kesulitan. Dengan ini dijelaskan bahwa dasar ilmu jiwa dari Deweritu behaviorisme, yang mengatakan bahwa tiap kegiatan jiwa itu adalah akibat perangsang dari luar.
Ternyata bahwa berbuat atau bekerja itu sebagian dari proses dalam evolusi. Dan barang siapa tidak dapat mengatasi kesulitan atau dengan kata lain tidak dapat menyesuaikan diri dengan alamnya, jadi kalah didalam perjuangan untuk hidup, (the strugglefor life) akan tenggelam atau lenyap dari masyarakat. Ia diseleksi oleh alam dan tinggallah yang kuat, artinya yang dapat menyesuaikan diri dengan alamnya. (the survival of fittest)
Dengan bekerja orang mendapat pengalaman atau pengetahuan. Pengetahuan menimbulkan pengertian mengenai benda-benda yang berguna untuk mencapai tujuan kita. Pengetahuan alam (ilmu alam) alam dihargai Dewey.
Dewey amat menghargai pengalaman, karena pengalaman itu pada umumnya amat penting untuk perjuangan hidup orang dan dapat menghubungkan orang dengan dunia yang telah selam dan dengan dunia yang datang. Penghubungan dunia sekarang dengan dunia yang telah selam dan yang akan datang menggunakan alat penghubung yang lain lagi yaitu bahasa.
Pengalaman orang-orang dari dunia yang selam dapat kita miliki dengan bahasa tertulis,  kepada orang dari sekitar kita, kita menceritakan pengalaman kita hingga kita dapat bergaul dan hidup bersama dan kepada generasi yang akan datang pengalaman kita, kita tulis dalam buku. (Kulturubertragung atau pemindahan kebudayaan).
Begitulah pengalaman itu merupakan pengetahuan. Pengetahuan meliputi berbagai lapangan : politik, sosial, kesusilaan, intelektual. Dewey amat mementingkan pengetahuan intelektual, tetapi yang berisi dan praktis, bukannya intelektualisme dengan verbalismenya. Pengetahuan intelektual itu dapat dicapai dengan berfikir. Fikir adalah suatu faktor yang terpenting dalam perhubungan manusia dan dalam kemajuan kebudayaan.
Fikir sebagai daya jiwa yang bekerja dengan tujuan untuk memecahkan suatu kesulitan adalah suatu alat untuk menentukan perbuatan kita agar berhasil dan untuk menghindari kesalahan. Dalam bukunya “How we think”, ia mengatakan bahwa pangkal jalan fikir adalah suatu keadaan yang menimbulkan ragu-ragu dan timbul hasrat untuk menghilangkan keraguan atau kesulitan-kesulitan itu. Dalam jalan atau proses berfikir ini Dewey membedakan 5 langkah :
1.     Orang melihat adanya kesulitan yang menimbulkan keraguan.
2.    Ia menyelidiki dan menguraikan kesulitan-kesulitan itu dan menentukan kesulitan-kesulitan itu dan menentukan kesulitan-kesulitan yang dihadapi.
3.    Ia menghubung-hubungkan dan mengumpulkan berbagai kemungkinan untuk memecahkan kesulitan itu. Dalam hal ini, ia dipimpin oleh pengalamannya.
4.   Ia menimbang-nimbang kemungkinan itu dengan akibatnya masing-masing.
5.    Ia mencoba mempraktekkan kemungkinan pemerintah yang dipandangnya terbaik dan hasilnya akan menunjukkan betul atau tidaknya pemecahan soal itu.
Kesusilaan atau moral
Teranglah sekarang betapa pentingnya arti bekerja itu. Bekerja memberikan pengalaman, dan pengalaman memimpin fikir orang, hingga dapat bertindak benar dan bijaksana serta mempengaruhi pula budi pekertinya.
                                           Dasar yang dipakai Dewey untuk kesusilaan ialah teori pragmatisme. Teori itu mengajarkan bahwa segala sesuatu dilihat dari hasilnya dan dinilai menurut manfaatnya didalam masyarakat. Suatu pengetahuan adalah baik, jika itu memajukan masyarakat dan jelek jika itu menghambat kemajuan masyarakat. Suatu perbuatan adalah luhur jika itu memberikan hasil yang baik didalam pergaulan hidup, hina jika akibat jelek untuk pergaulan hidup. Pengalaman dari perbuatannya yang lampau menilai luhur maupun hinanya suatu perbuatan yang ia hadapi.
Teranglah bahwa Dewey dalam hubungan seseorang dan masyarakat mengutamakan pergaulan hidup dan masyarakat. Ia berkata bahwa seseorang hanya mempunyai arti dalam hubungan masyarakat, sedangkan diluar dari masyarakat tidak akan ada artinya.
Dewey tidak menghendaki adanya norma atau kaidah-kaidah yang tetap dan yang terlebih dahulu ditentukan oleh sejarah atau agama karena ia tidak turut campur tangan pada waktu pembuatannya. Kaidah-kaidah harus timbul dari masyarakat sendiri dan selalu berubah, berganti sesuai dengan keadaan masyarakat yang senantiasa mengalami proses dan pergantian dari suatu zaman kezaman yang lain. Juga tujuan hidup yang erat hubungannya dengan kaidah-kaidah itu selalu berubah dan berganti menurut masanya. “Tidak ada sesuatu yang tetap”, kata Dewey. Kaidah-kaidah harus ditinjau secara objektif, teliti, jujur seperti dalam laboraturium.
Ilmu jiwa anak-anak
                                           Dasar pemandangannya mengenai perkembangan anak ialah teori rekapitulasi (Hackel), yang mengajarkan bahwa perkembangan tiap individu itu mengulangi dengan cepat masa-masa jenisnya dalam kemajuannya, yang telah berabad-abad berjalan dengan lambat. Dengan singkat dikatakan : ontogenesa = phylogenesa.

ASAS-ASAS UNTUK PENDIDIKAN DAN SEKOLAH
Pendidikan disekolah
Menarik kesimpulan dari dasar-dasar tersebut maka menurut Dewey pendidikan ialah memberikan kesempatan untuk hidup dan hidup ialah menyesuaikan diri dengan masyarakat. Kesempatan diberikan dengan jalan berbuat secara individual maupun rombongan untuk mendapat pengalaman sebagai suatu modal berharga untuk berfikir kritis dan produktif serta berbuat asusila. Masyarakat harus menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh warganya untuk pendidikannya, agar tidak tergantung kepada dogma, melainkan kepada cara berfikir bebas, berdisiplin.
                                                Dengan sangat keras ia mengeluarkan kritik-kritik terhadap sekolah lama. Kritik-kritik itu kita singkatlah sebagai berikut :
A.  Bahan pengajaran
a.   Disekolah kuno terdapat banyak mata pelajaran yang diajarkan, karena tujuan sekolah lama ialah agar para siswa kelak dapat menduduki jabatan intelektual.
Itu tidak sesuai dengan kenyataan, sebab hanya sebagian kecil sarjana yang akan memenuhi tujuan itu. Begitulah tidak boleh kebutuhan golongan yang terbesar dikalahkan oleh kebutuhan golongan yang kecil. Maka perlulah mata pelajaran yang banyak jumlahnya dan menimbulkan pendidikan intelektualistis dikurangi banyak-banyak dan diganti dengan pengajaran bekerja. Tidak hanya dengan berhitung orang dididik berfikir, melainkan juga dengan pekerjaan tangan apapun juga, pendirian Dewey.
b.   Pengetahuan yang diberikan kepada murid-murid merupakan pengetahuan yang sudah di siapkan terlebih dahulu oleh orang dewasa, hingga anak tinggal mendengarkan, percaya dan menghafalnya saja. Itu tidak ada gunanya, anak harus mengalami proses berfikir sendiri dari permulaan hingga akhir, secara tingkat kemajuannya sendiri dan sebaiknya janganlah guru berfikir untuknya.
c.    Bahan pengajaran diberikan secara terpisah-pisah, tidak ada hubungan satu sama lain. Pengalaman yang didapat anak disekolah tidak dapat juga dipergunakan diluar sekolah didalam masyarakat anak. Begitulah pengajaran teori dan praktek terpisah-pisah. Dalam pengajaran teori Dewey mengutamakan ilmu alam, ilmu bumi dan ilmu sejarah. Perpecahan antara bahan-bahan pengajaran dari bermacam-macam mata pengajaran dan perpecahan antara pengalaman sekolah dan diluar sekolah harus dipersatukan, hingga segalanya menjadi satu kebulatan atau keseluruhan dengan mengambil satu masalah menjadi pusat segala pekerjaan anak. Masalah yang dijadikan pusat itu sebaiknya hal-hal yang menarik perhatian anak. Pada umumnya segala sesuatu yang ada hubungannya dengan insting anak menarik perhatian anak.
Dewey mengenal 4 macam insting yaitu :
1.     Insting sosial
Yang dimaksud dengan insting sosial ialah keinginan anak untuk mengadakan hubungan dengan orang-orang sekitarnya. Ini dapat kami lihat pada waktu anak bermain. Mereka bermain bersama-sama. Jika tidak ada teman maka anak susah. Alat permainan saja belum cukup untuk anak, ia masih memerlukan teman untuk bermain bersama. Frobel malahan mengatakan bahwa teman adalah permainan yang terbaik. Kecuali alat permainan dan juga bermacam-macam permainan sendiri, masih ada satu alat penghubung sosial yang lain, yang dipergunakan dalam pergaulan, yaitu : bahasa. Sudah dikatakan bahwa bahasa itu tidak hanya suatu alat penghubungan dalam pergaulan semasa anak hidup, tetapi juga penghubung dengan generasi yang lampau dan generasi yang akan datang. Berhubung dengan insting sosial itu perlulah anak diberi banyak kesempatan untuk bekerja bersama.
2.    Insting membentuk atau membangun
Insting membentuk atau membangun dapat kita lihat juga pada waktu anak-anak bermain. Mereka membuat kolam, jembatan, rumah, roti dsb dengan bahan yang tidak berbentuk : pasir, tanah, kayu, air dsb. Anak bersama-sama membuat rumah-rumahan, lautan dan sebagainya untuk kemudian dirusak dan akhirnya dibangun lagi. Ia berpendirian dengan Frobel.
3.    Insting menyelidiki
Bukti adanya insting menyelidiki ialah bahwa anak itu suka merusak segala sesuatu yang ia pegang. Mainan yang dibelikan orang tua untuknya sembbentar saja rusak, karena anak ingin mengetahui apa sebabnya mobilnya bisa berjalan, apakah isi perahunya dan apakah bonekanya juga bisa berdarah seperti manusia dsb.
4.   Insting kesenian
Insting kesenian adalah kelanjutan dari insting membangun. Anak ingin menghias hasil buatannya hingga sesuatu itu  menjadi lebih baik dipandang mata. Rumah-rumahan yang baru saja selesai tidak ditingalkan begitu saja tetapi dihias dengan bermacam-macam alat seperti bendera, daun-daun, bunga-bunga, tanaman, gambar dan lain-lain.
Kesukaan anak untuk menari, menyanyi dan menggambar dengan mewarna merupakan bukti bahwa pada anak itu ada insting kesenian.
B.  Guru dan cara mengajar
Disekolah lama gurulah yang menentukan segala sesuatu (guru sentris). Gurulah yang memaksakan bahan-bahan pengajaran kepada anak, Guru yang berfikir untuk anak dan guru jugalah yang senantiasa aktif. Dengan cara mengajar seperti itu tidak mungkin anak mempunyai perhatian yang spontan atau minat langsung. Yang ada hanya perhatian paksaan yaitu anak terpaksa memperhatikan karena guru menakuti anak tersebut dengan bermacam-macam hukuman. Menurut Dewey tidak perlu adanya minat paksaan sebab kecuali minat langsung dapat juga pada anak itu ditimbulkan minat tidak langsung. Umpamanya : anak mempunyai minat langsung untuk  ilmu alam tetapi untuk dapat memiliki itu sebaik-baiknya perlulah ia dapat berhitung, suatu vak yang ia tidak sukai. Guru dapat membangkitkan semangat anak untuk berhitung dengan menginsyafkan dia bahwa berhitung itu penting untuk ilmu alam. Maka bagaimanapun sukarnya berhitung itu demi kepentingan alam yang ia sukai, ia harus mempelajari berhitung dengan baik.
Guru sekolah seharusnya hanya sebagai penunjuk jalan saja, pengamatan tingkah laku anak untuk dapat mengerti apakah yang menarik minat anak, seperti Montessori. Dan dengan pengamatannya itu ia dapat menentukan masalah-masalah yang akan dijadikan pusat perhatian anak. Masalah-masalah dapat juga dihubungkan dengan perkembangan anak dan telah dikatakan bahwa Dewey memakai dasar perkembangan menurut teori ulangan atau rekapitulasi.
Maka sebagai suatu masalah dapat dipakai : sennapan, pelinteng, jagung, sapi, jembatan dan masih banyak lagi. Dalam menguraikan masalah-masalah itu harus selalu diingat 4 macam minat anak yang telah kita sebut diatas.
C.   Murid dan cara belajar
Diseolah lama murid-murid hanya mendengar “It is all made for listening!” kata Dewey. Sekolah lama yang dinamakan sekolah duduk, sekolah dengar, sekolah pasif, sekolah percaya juga sekolah buku, karena anak dipaksa mengambil hal yang dituturkan dan lengkap difikirkan untuknya dalam buku.
Disitu murid tidak mendapat kebebasan, tidak ada kesempatan untuk mengeluarkan sesuatu dengan spontan. Perbuatan dengan fikiran murid tergantung kepada orang lain lisan maupun tertulis. Segala sesuatu terletak diluar minat anak. Kelas merupakan suatu kelompok manusia yang pasif.
Sekolah tidak seharusnya begitu. Anak harus bekerja bersama, menyelidiki dan mengamati sendiri, berfikir dan menarik kesimpulan sendiri, membangun dan menghiasi sendiri sesuai dengan insting-insting yang ada padanya. Dengan jalan ini anak belajar sambil bekerja dan bekerja sambil belajar. Inilah makna istilah : Learning by doing.
Begitulah anak haurs dididik kecerdasannya, agar pada anak itu timbul hasrat untuk menyelidiki secara teratur dan akhirnya dapat berfikir secara keilmuan atau logis. Yang terpenting adalah jalan piiran, bukannya hal yang dipikirkan. Jadi pendidikan fikir yang diberikan haruslah pendidkan kecerdasan formal. Kesalahan-kesalahan yang mereka alami haruslah diinsyafi dan dijadikan suatu pengalaman yang negatif. Begitulah pengalaman positif maupun negatif berguna semuanya.
D.  Penyelenggaraan sekolah
Alat-alat dan peraturan-peraturan yang ada disekolah lama seakan-akan memaksa anak untuk pasif dan perbuatan disekolah berlangsung kaku, tidak memberikan kebebasan bekerja. Bentuk bangku gedung, gedung, rencana pelajaran dan jalan pelajaran, semuanya tidak memberikan kebebasan kepada anak maupun guru. Karena sekolah terpisah dari rumah, alam sekitar, perindustrian dan perdagangan. Tidak ada kesempatan untuk mengadakan penyelidikan dan percobaan. Jumlah mata pelajaran terlalu banyak dan dalam kelas terlalu banyak murid.
Sekolah-kerja harus menyelenggarakan sekolahnya agar anak dapat bekerja dengan bebas dan spontan. Harus tidak terpisah teori dalam sekolah dan praktek diluar sekolah. Maka mata pengajaran harus berguna dan ada hubungannya dengan kehidupan anak.
Antara bermacam-macam sekolah dari sekolah rendah sampai sekolah tinggi harus ada suatu organisasi yang sama.
Tetapi terus terang Dewey mengakui bahwa ia tidak mampu untuk mempraktekkan teori-teorinya itudan menyerahkan kepada orng lain yang ahli dalam hal ini. Maka ahli itu harus selalu mengingatkan akan dasar-dasar sekolah kerja yang telah kita ketahui. Teranglah bahwa sekolah Dewey berbeda dengan sekolah lama dalam hal :
a.   Bahan pengajaran
b.   Cara mengajar
c.    Cara murid belajar
d.  
Pendidikan sosial dan kesusilaan
Cara menyelenggaraakan sekolah.
          Sekolah tidak hanya dipentingkan pendidikan kecerdasan, tetapi juga pendidikan sosial dan kesusilaan. Pendidikan kemasyarakatan dan pendidikan kesusilaan menurut Dewey amat erat hubungannya, bahkan sesuai dengan filsafatnya kedua pendidikan itu sama, karena kaidah-kaidah kesusilaan yang diambilnya dari masyarakat untuk kepentingan masyarakat. Ia memdidik dengan semboyang : untuk dan oleh masyarakat. Kita sudah tahu bahwa ia tidak banyak menghargai kaidah yang disiapkan, terlebih dulu bersifat tetap,dan kemudian dipaksakan.
Disekolah lama ada juga tujuan mendidik untuk masyarakat, tetapi bahan-bahan yang di berikan oleh guru terlalu tinggi karena diambil dari masyarakat orang dewasa, dimana anak kelak hidup. Tidak begitu maksud Dewey. Masyarakat kita adalah sudah terlalu tinggi untuk anak. Tudak anak memahami masyarakat kota, karena teknik sudah begitu jauhdari alam anak. Sekolah kerja harus dapat menjanjikan itu kapada anak daambentuk sederhana. Ini mungkin sekali karena Dewey mamakai dasar teori rekapitulasi : jadi guru menjanjikan bahan untuk menyuruh murid mengalami segala segala sesuatu mulai tingkat yang rendah.
Sekolah itu sendiri harus merupakan suatu masyarakat kanak-kanak yang sesuai dengan tingkat kemajuan anak dan dengan jalan itu masuklah hidup yang sesungguhnya kedalam rangan sekolah kerja. Dengan itu anak mendapat pengalaman untuk menyelidiki, mengamati, menimbang-nimbang, memutuskan dan membuat bersama dengan teman-temannya dan sendirian. Anak belajar berfikir secara keilmuan, yaitu secara urut teratur, logis, tetapi segala sesuatu secara kanak-kanak. Jalan fikir inilah yang pentin pula untuk pendidikan masyarakat. Dengan jalan fikir itu pula anak mampu menyesuaikan diri dalam masyarakat dewasa, jika ia sudah dewasa pula.
Bekerja sendiri dan bekerja bersama itu kecuali mengandung pendidikan kecerdasan, yang amat penting artinya untuk pendidikan sosial, juga merupakan pendidikan budi pekerti atau kesusilaan. Dewey merendahkan sekali pendidikan kesusilaan, yang diberikan hanya dengan memberi tahu dan menyuruh percaya, apa yang dinamakan luhur dan apa yang dinamakan hina. Pengalaman anak sendiri harus dapat menumbuhkan pengertian dan minat terhadap kaidah-kaidah hina dan luhur itu, dan juga menimbulkan hasrat untuk berbuat luhur. Tetpi pengertian, minat dan hasrat saja belum cukup. Yang terpenting adalah perbuatan luhur, yaitu perbuatan yang bermanfaat untuk masyarakat. Dan dengan perbuatan luhur itu ia menjauhkan diri dari perbuatan jelek dan hina.
Begitulah dengan bekerja sendiri dan bekerja bersamaitu (pekerjaan kayu, memasak, memintal dan menenun) anak akan sampai pada : pembagian pekerjaan yang baik, pemilihan pemimpin dan penolong, saling tolong menolong dan persaingan yang sehat. Juga akan timbul dengan spontan suasana untuk saling menceritakan pengalaman dan bertukar pikiran dan karenanya terciptalag tata tertib batin yaitu yang berasal dari dalam atau atas keinsafan.
Menurut Dewey didalam watak orang itu terdapat 3 unsur, yang masing-masing tidak dapat berdiri sendiri melainkan harus merupakan suatu keseluruhan. Ketiga unsur itu sesuai dengan daya-daya jiwa yang meliputi : keaktifat serta semangat (kemauan), pendapat yang terang (fikir) dan perasaan yang halus .
1.     Keaktifan. Itu tumbuh pada anak karena inisiatif itu mengakibatkan kemauan dan semangat yang kuat hingga menimbulkan keaktifan.
2.    Pendapat yang terang. Mengamati, menyelidiki, sendiri dan keaktifan lainnya yang dijadikan dengan kemauan sendiri, menimbulkan pengertian dan pendapat yang terang.
3.   
PENGHARGAAN
Perasaan yang halus. Pergaulan dengan teman-teman dan guru-guru dalam suasana bebas menumbuhkan pada sanubari anak perasaan sosial yang halus, perasaan toleran.
Kritik

                          Ada juga suara-suara yang tidak menyetujui pendapat Dewey. Suara-suara itu terutama terddengar dari kaum agama. Kritik-kritik itu kita iktisarankan sebagai berikut :
1.     Tujuan pendidkan Dewey hanya terletak dalam dunia yang nyata saja (diesseitig), seakan-akan sesudah kita meninggal tidak ada lanjutan hidup yang lain. Berhubung dengan itu kaidah kesusilaan hanya diambil dari hubungan hidup dalam masyarakat. Kaidah-kaidah itu sejarah dan agama tidak dianggapnya baik.
2.   
Jasa
Banyak orang yang tidak menyetujui dasar pokok pandangan Dewey mmengenai : a. teori evolusi, b. teori behaviorisme, c.teori rekapitulasi, d. aliran pragmatisme.
                        Tidak dapat disangkal bahwa amat besar juga jasa-jasanya.
1.     Ia memberantas dengan kerasnya kesalahan-kesalahan sekolahlama dan memasukkan “kerja-sendiri” dalam ruangan sekolah.
2.    Dalam sekolah lama amat jauhlah jarak antara pengajaran dan kehidupan anak menurut alamnya : Deweylah yang mendekatkan kehidupan anak sekolah dan kehidupan dalam masyarakatnya. Ia mengubah sekolah lama menjadi sekolah hidup, hingga anak dapat menambah pengetahuan dan kecakapannya dengan sewajarnya.
3.    Disekolah lama pengajaran tiap-tiap tahun selalu berlangsung sama, tetapi pengajaran proyek mengubah keadaan yang statis itu menjadi dinamis ; tiap tahun berganti sesuai dengan masalah yang diambil dan sesuai dengan perkembangan perhatian anak.
4.  
PELAKSANAAN TEORI-TEORI DEWEY
Anak dilatih belajar sungguh-sungguh dan bekerja bersama, tidak seperti disekolah lama, dimana anak hanya menghafal dan berbuat untuk kepentingan dirinya saja.


telah diterangkan bahwa Dewey tidak sanggup menyelenggarakan sekolah yang memadai cita-citanya sendiri. Berhubungan dengan itu ia tidak menanamkan sekolah rendah yang ia dirikan pada sekolah tinggi itu suatu sekolah model yang harus dicontoh, melainkan suatu sekolah percobaan untuk menguji pendapat-pendapatnya. Pelaksanaan cita-citanya itu ia serahkan kepada orang lain, asalkan dijadikan dasar hal-hal yang berikut :
a.   Sekolah itu harus sekolah kerja.
b.   Mata pengajaran-pengajaran harus dipusatkan atas suatu masalah dan dibatasi sampai tinggal yang fungsionil untuk anak saja. Dengan jalan itu tidak terpisah teori dan praktek.
c.    Masalah itu diambilkan dari kehidupan anak dan masyarakatnya sendiri, sejajar dengan perkembangan anak menurut teori ulangan, sehingga pelajaran itu hidup. Umpamanya : makanan, pemeliharaan hewan, pertanian, teknik, sejarah penerangan dsb.
d.   Cara memberikan harus mendapat perhatian insting-insting yang ada pada anak, yang selalu aktif itu dalam permainan dan pekerjaannya.
Kilpatrick
Sarjana yang dapat menciptakan sistem pengajaran yang sesuai dengan teori-teori yang diberikan oleh J. Dewey itu ialah : William Heard Kilpatrick. Ia menamakan sistem itu pengajaran proyek atau pengajaran masalah dan juga metode kesulitan (problem).
                   Lahir pada  tahun 1871 di Georgia U.S.A. pada waktu ia belajar ilmu pasti dan alam di universitas, terpaksalah ia menghentikan pelajaran untuk menjadi guru, karena kekurangan biaya. Tetapi setelah beberapa tahun ia kembali menjadi menjadi mahasiswa dan dapat menyelesaikan pelajarannya. Pada tahun 1897 ia menjadi profesor untuk ilmu pasti hingga tahun 1906. Dalam 1907 ia masuk menjadi mahasiswa lagi pada sekolah tinggi guru di universitas Colombia. Disitu juga menjadi profesor : J. Dewey. Pengaruh Dewey kepadanya amat besar, hingga ia yang sanggup melaksanakan teori-teori Dewey untuk pendidikan, pengajaran dan meluaskan kenegara lain. Seluruh pekerjaannya diliputi jiwa Dewey dan ia amat mengaguminya, hingga ia menyebut Dewey sebagai “the greatest Amerika thinker”. Pada tahun 1918 ia diangkat menjadi profesor pada sekolah tinggi guru di universitas Colombia sampai tahun 1938. Dalam tahun 1926 hingga 1929 ia berkeliling dunia dan menyaksikan bahwa, sistem pengajarannya sudah meluas keseluruh dunia. Sesudah tahun 1938 ia menjadi profesor kehormatan.
Pengajaran proyek tidak seluruhnya sama dimana-mana. Yang sama hanya pokoknya. Itu memang harus begitu, sebab pengajaran itu harus dinamis dan bersifat individual dan dengan sendirinya disesuaikan dengan keadaan setempat dan pendirian guru. Pada akhir tinjauan sekolah-kerja ini diberikan sebuah contoh pengajaran proyek dan pada akhir buku : pilot proyek di Indonesia sekarang.



PENGAJARAN PROYEK DI INDONESIA
Telah diterangkan bahwa pengajaran proyek yang terdapat diberbagai negara hanya sama dalam dasar-dasar pokoknya. Penyelenggaraannya disesuaikan dengan keadaan setempat dan pendirian guru-gurunya. Juga di Indonesia sebelum merdeka pernah dijalankan pengajaran proyek itu. Berikut adalah ringkasan dari buku pengajaran proyek oleh Vastenhouw dengan kata pengantar dari P.Post. Keduanya dari Bandung. Gambaran-gambaran dari buku itu.
A. Arti istilah proyek
Istilah proyek itu dapat diberi bermacam-macam arti :
1.     Menurut kamus perkataan proyek berasal dari perkataan Latin dan berarti : maksud, rencana. Membuat atau menentukan suatu masalah berarti guru dan murid membuat rencana sekitar masalah itu yaitu mengenai apa-apa yang akan dilaksanakan : dipelajari, dibuat, dicatat, diamati, diselidiki, ditinjau, dikumpulkan, didramatisi dan akhirnya dipamerkan kepada orang-orang tua murid.
2.    Sesuai dengan arti diatas proyek dapat dituturkan sebagai perjanjian suatu kesulitan atau soal (problem), sebab ,menghadapkan suatu macam soal, umpamanya :
a.   Mengenai hak apakah masalah itu ?
b.   Apakah yang harus kita mengerti berhubung dengan masalah itu ?
c.    Apakah yang penting dan apakah yang kurang penting ?
d.   Bagaimana kita akan menyelenggarakan rencana itu ?
e.    Alat apakah yang kita miliki ?
f.     Buku apakah yang dapat kita pakai sebagai sumber ?
3.   
B. Macam-macam proyek
Proyek adalah suatu bentuk pengajaran atau suatu cara guru menjalankan bahan pengajaran agar murid mengolahnya sendiri. Jadi dengan bentuk proyek itu guru menjadikan bahan pengajarannya dan murid dibangkitkan semangatnya untuk aktif, bekerja sendiri dan berkelompok, menyelidiki, berfikir dsb.

Disekolah tanpa pengajaran proyek, mata pengajaran diberikan secara terpisah-pisah dengan jam-jam tertentu untuk tiap pengajaran.

Bagannya dapat berwujud seperti berikut :
Budi pekerti
Bahasa Indonesia
Membaca
Bahasa Daerah
Berhitung
Ilmu Bumi
Ilmu Hajat
Dan lain-lain
................................................................
..............................................................
..............................................................
................................................................
................................................................
..............................................................
.................................................................
..............................................................

Begitulah tiap mata pengajaran itu menempuh jalannya sendiri-sendiri, juga mempunyai buku, metode dan tujuannya sendiri-sendiri. Cara memberikan pelajaran semacam itu tidak sama sekali salah. Ada juga baiknya, yaitu untuk tiap mata pengajaran dapat dipakai metode yang sesuai dengan hal itu, karena harusnya diakui bahwa tiap mata-pengajaran itu mempunyai metodenya sendiri-sendiri, berlainan dengan hal yang lain.
HUJAN
LALU LINTAS
PERJALAN-AN PENEMUAN
Proyek total. Cara mengajar yang sama sekali berlainan dengan yang tersebut diatas ialah ; Hilangnya mata pengajaran-pengajaran yang berdiri sendiri dan seluruhnya diberikan secara proyek. Bagannya dapat berupa seperti berikut, jika tiap proyek digambarkan dengan bulatan,
POHON KARET
KESEHATAN KITA
 





Dari bagan ini terlihat bahwa yang ada hanya proyek-proyek saja yang berturut-turut dan yang bersangkut-paut satu sama lain.
Mata pengajaran yang berdiri sendiri tidak ada. Pengajaran semacam ini dinamakan juga Gesamtunterricht, pengajaran totalitet dan pengajaran dengan pusat perhatian.
Cara itu mempunyai beberapa kekurangan :
1.     Karena pengajaran-pengajaran selalu diberikan secara itu saja, minat anak lambat laun menjadi kendur dan akhirnya hilang sama sekali.
2.    Pengajaran proyek membutuhkan keaktifan anak yang sungguh-sungguh dan yang terus dan yang terus menerus, hingga akhirnya anak-anak menjadi lesu karenanya.
3.    Beberapa mata pelajaran kurang mendapat perhatian misalnya : bahasa, berhitung, menyanyi dan gerak badan.
Proyek okasionil. Karena kedua cara itu ada baiknya dan ada buruknya, maka baiknya dipakai perpaduannya. Dalam pengajaran proyek okasionil pengajaran bahasa, berhitung, menyanyi dan gerak badan selalu diberikan secara lama. Maka pengajaran lainnya diberikan dalam bentuk proyek pada waktu-waktu yang tertentu, umpamanya sekali tiap triwulan. Jika tidak ada  pengajaran proyek segala sesuatu berjalan seperti biasa secara lama. Bagannya dapat berupa sebagai berikut :

POHON ENAU

PERJALAN-AN PENEMUAN

KESEHATAN KITA
BAHASA                   .................................................................................................................
ILMU BUMI                 ..................................................................................................................
SEJARAH                   ..................................................................................................................
ILMU HAYAT ..................................................................................................................
MENGGAMBAR        ..................................................................................................................
PEK. TANGAN          .................................................................................
SENI SUARA             ..................................................................................................................
GERAK BADAN       ..................................................................................................................
Garis-garis yang tidak melalui bulatan itu berarti bahwa mata pengajaran yang berada dimuka garis itu tidak turut dalam proyek dan dibicarakan terpisah-pisah seperti dalam sekolah lama. Dengan cara ini maka tidak ada maa pengajaran yang terkucil.
Masalah atau Pokok
Perhatian dan keaktifan akan selalu ada, karena pengajaran proyek okasional itu merupakan suatu yang keluar dari kebiasaan sehari-hari, dan menjadi suatu selingan yang menyenangkan.
                                       Penentuan pokok atau masalah amat penting didalam pengajaran proyek, karena pokok itu, merupakan tujuan yang menentukan segala pekerjaan nanti dan pula membimbing fikiran kita kearah itu. Pokok itu juga menjadi pusat yang harus ditinjau dari macam-macam sudut. Misalnya guru telah menentukan sebagai masalah kesehatan kita. Maka lalu dibuatnya rencana apa yang akan diuraikan sekitar masalah itu. Setelah pokok itu ditinjau dari berbagai-bagai sudut maka timbullah sebagai rencana pertama :

                                       Kesehatan badan
   Kesehatan kita                      Kesehatan rumah dan halaman
                                       Kesehatan sekolah
Dengan uraian itu sudah mulai ada gambaran yang lebih jelas mengenai perihal yang akan kita laksanakan. Tiap-tiap anak pokok akan kita tinjau lebih lanjut. Rencana itu tidak sama untuk tiap orang, jadi bersifat individual. Maka ada juga yang membuat rencana sebagai berikut :
                                       Sebelum perang
Kesehatan kita                         Selama pendudukan Jepang
                                       Sekarang
Berhubung dengan pentingnya masalah itu maka haruslah pada waktu menentukannya guru memperhatikan beberapa faktor agar pekerjaan akan berhasil baik, diantaranya :
a.   Masalah harus mendapat perhatian anak ; Guru akan mengetahui dari pertanyaan anak dalam pelajaran, dari percakapan dsb.
b.   Masalah hendaklah sesuai dengan umur dan tingkatan kemajuan anak. Misalnya penanaman padi untuk kelas 4.
c.    Masalah hendaknya disesuaikan dengan lingkungan anak. Misalnya pelabuhan untuk kota pantai.
d.   Masalah dapat dihubungkan dengan hal yang aktual yaitu yang pada waktu itu menjadi perhatian umum; dibicarakan dalam percakapan umum, dalam koran, rapat dsb.
e.    Masalah dapat diambil dari berbagai mata pengajaran. Dari sejarah : perjalanan penemuan pulau; sejarah perumahan dsb.
Dari ilmu bumi : lalu lintas, pabrik tebu dsb.
Dari ilmu alam : hujan, penerangan dsb.
C. Jalan pengajaran
Dari ilmu hayat            : perlakuakanlah hewan baik-baik, pohon karet dsb.

Langkah-langkah dalam pengajaran proyek dapat berupa sebagai berikut :
a.Persiapan , b. Pendahuluan, c. perjalan sekolah, d. Pengolahan, e. Pameran.
a.Persiapan
Mari kita uraikan langkah itu satu persatu.
                           Setelah pokok atau masalah ditentukan oleh guru sendiri atau bersama-sama dengan murid., berhubungan dengan minat anak yang timbul didalam pengajaran, maka pertama-tama guru membuat persiapan atau rencana untuk segala sesuatu yang akan dijalankan dalam pelajaran proyek yang akan datang. Banyak hal-hal yang harus diperhatikan :
1.     Pelajaran klasikal lisan yang masih akan diberikan. Didalam pelajaran klasikal ini guru memberi mata-mata pengajaran yang dihubungkan dengan proyek tersebut.
Secara iktisaran diberikan bahan pengajaran untuk bermacam-macam mata pengajaran yang dipusatkan atas pokok proyek kesehatan kita.

Pokok proyek : Kesehatan kita
Mata pengajaran

Ilmu bumi




Sejarah


Ilmu Hajat




Ilmu Alam
Pemberantasan Malaria
Makanan pokok untuk bagian-bagian di Indonesia dan kesehatan rakyat.
Tindakan pemerintah untuk menjaga kesehatan rakyat.
Hidup Pasteur.
Baden Powel dan perpaduan.
Sejarah penyakit pes dan pemberantasannya.
Buah pepaya dan tomat dihalaman untuk kesehatan.
Tanaman yang mengandung obat : kumis kucing, temulawak dsb.
Musuh manusia : lalat, nyamuk dan tikus.
Bejana berhungan dengan air leding.
Termometer pengukur panas orang sakit.
Kaca pembesar.

2.    Pelajaran klasikal tertulis. Sesudah beberapa pelajaran klasikal lisan, diberikan pelajaran tertulis secara klasikal untuk meresapkan hal-hal yang telah dibicarakan.
3.    Tugas-tugas yang harus dibuat anak secara gerombolan (2 sampai 4 orang) dan secara perseorangan. Menyiapkan tugas yang harus ditunaikan anak tidak mudah. Perihal tugas itu sama dengan tugas dalam pelajaran. Dalton yang telah kita bicarakan.
4.   Menetapkan jumlah jam yang akan dipakai untuk memberikan pelajaran bebas. Pekerjaan bebas ini adalah pekerjaan yang tidak ditugaskan oleh guru, jadi suatu pekerjaan yang dipilih anak sendiri, tetapi berhubungan dengan pokok proyek.
5.    Menentukan jumlah perjalanan sekolah yang harus dibuat. Perjalanan sekolah ini dapat dilaksanakan sebelum pengajaran proyek dimulai dimulai untuk mengamati, menyelidiki, mempelajari atau selama perjalanan proyek berlangsung.
6.   Pameran yang akan diadakan. Untuk menarik perhatian orang tua, juga untuk memberi kepuasan kepada pada orang tua muridyang telah membantu terlaksananya pengajaran proyek itu, Kadang-kadang perlu juga memamerkan hasil beberapa pengajaran proyek, umpamanya pada akhir tahun.
7.   
b. Pendahuluan
Guru juga harus menyelidiki, menyiapkan alat-alat pengajaran, buku yang dapat dipergunakan oleh anak dan mencantumkannya kedalam tugas anak.
                                       Setelah persiapan atau rencananya untuk dirinya itu selesai, guru mengadakan pembicaraan pendahuluan dengan kelasnya. Pembicarakan itu dilakukan kira-kira seminggu sebelumnya anak mulai mengerjakan tugas. Bentuk pengajaran yang dipakai dalam pembicaraan itu adalah tanya jawab dan tujuannya yang pertama ialah untuk menyelidiki apa-apa saja yang sudah dimengerti anak dan keduanya untuk mengetahui apakah yang menarik perhatian anak dan ketiganya untuk membangkitkan semangat agar suka menyelidiki sesuatu dan mengumpulkan barang-barang, menggambar dan sebagainya. Sambil bertanya jawab guru mencatat segala sesuatu yang penting dipapan tulis secara bagan, sehingga rencana yang guru yang telah ia buat dirumah tertera juga dipapan tulis. Dengan sendirinya tambahan dan pengurangan selalu ada, karena guru harus menyesuaikan diri dengan perhatian murid dan tidak boleh memaksakan sesuatu.
Tinggallah sekarang menentukan pokok-pokok yang akan dipakai untuk dikerjakan bersama-sama dan yang diselesaikan secara perseorangan.
Pokok yang bersifat pengetahuan, baiklah dipakai untuk tugas rombongan, umpamanya bermacam-macam penyakit menular dalam ikisaran tersebut.
Baiklah dalam hal anak diberi kemerdekaan memilih sendiri bahan yang akan ia kerjakan dan juga memilih temannya sendiri untuk membentuk satu rombongan.
Akhirnya tiap murid mempunyai 3 macam tugas :
a.   Bersama-sama dengan anak lain mempelajari suatu pokok.
b.   Bersama-sama dan sendiri membuat sesuatu pekerjaan tangan, gambaran dan sebagainya.
c.    Membuat dan mempelajari sesuatu secara bebas.
Guru mencatat itu semua didalam suatu daftar sebagai berikut :
M e m p e l a j a r i
Nama anak
Pokok
Mulai
Selesai
Sitti, Aminah, Chatijah.
Susunan makanan sehat.


Dulah, Basri, Suroto dsb.
Bahan tikus.


M e m b u a t
Nama anak
Tugas
Mulai
Selesai
Kartinah
Membuat grafi lamanya tidur yang yang dibutuhkan tiap-tiap umur.


Darno, Amin, Sarinah dsb.
Membuat tempe (makanan sehat).


Dalam minggu anak mulai bekerja murid-murid boleh menyiapkan dan merundingkan segala sesuatu. Boleh pula hal adanya pengajaran proyek untuk satu bulan itu diberithukan kepada orangtua untuk mendapatkan pertolongan.
c. Perjalanan Sekolah
Guru menyiapkan tugas-tugas berdasarkan kesanggupan-kesanggupan murid, seperti yang telah ia catat dan menyiapkan segala sesuatu yang murid dibutuhkan anak.
                                                   Perjalanan sekolah bersama-sama dapat dikerjakan dalam minggu itu atau pada waktu yang lain. Untuk menyimpulkan uraian disini tidak diuraikan nilai perjalanan sekolah itu, sebab itu sudah dibicarakan dalam pelajaran pelajaran Helmatkunde. Beberapa peringatan perlu diberikan :
a.   Perjalanan sekolah ini bukan untuk bersenang-senang, melancong-lancong makan angin, akan tetapi sesuatu pelajaran juga. Maka mereka harus mempergunakannya baik-baik dengan mengamati betul segala sesuatu.
b.   Agar tidak ada sesuatu hal penting yang mereka lupakan, mereka wajib membawa buku catatan.
c.    Biarpun barisan dalam pelajaran sekolah itu tidak perlu serapi barisan prajurit, tetapi wajiblah tiap anak menjaga tingkah lakunya masing-masing, agar tidak ada seorangpun  dijalan yang mengatakan didalam hatinya, bahwa mereka kurang ajar atau tidak mengenal aturan.

d. Pengolahan
                           Teratur tidaknya murid-murid bekerja mengolah masalah banyak tergantung kepada kebijaksanaan dan kecakapan guru menyelenggarakan sesuatu. Agar anak dapat mulai tanpa kekacauan baiklah kelas diberi dulu pekerjaan klasikal tertulis.
Guru memanggil satu rombongan dan kepadanya diberi tugasnya tertulis. Sebentar diterangkan hal-hal yang belum dimengerti dan sesudah itu disuruh bekerja bersama mengerjakan tugas. Rombongan lanjutannya begitu pula hingga seluruh kelas telah mendapat dan mengerti tugasnya.
Dengan cara yang sama pada lain waktu dibagikan tugas keseorangan dan diterangkan secukupnya.
Tempat. Murid-murud dapat memilih tempatnya sendiri untuk bekerja. Tetapi mudah dimengerti bahwa mereka membutuhkan tempat yang agak luas. Untuk keperluan itu baiklah bangku-bangku biasa dikumpulkan hingga dapat memberikan tempat yang luas dan lantai juga dapat dipergunakan. Kelas berubah menjadi ruang kerja. Lain lagi pada itu serambi dan tempat-tempat anak bermain dapat dipakai.
Guru. Pekerjaan guru hanya memberilkan pertolongan kalau dibutuhkan. Maka baiklah ia mempunyai meja yang lebar untuk sewaktu-waktu menerima murid, memberikan pertolongan seperlunya dan memberikan dan memberikan nasehat. Jika tidak ada anak yang membutuhkan pertolongannya, ia berkeliling untuk membombong semangat mereka, untuk menunjukkan kesalahan dan memberi petunjuk membetulkannya. Haruslah dicegah guru membetukan kesalahan itu. Biarlah murid mendapatkan pengalaman dengan membetulkan kesalahannya sendiri.
Ketertiban. Mudah dimengerti bahwa kelas didalam ruang kerja tiada mungkin harus tenang. Tetapi yang ada bukan kekacauan, melainkan kesibukan karena tiap-tiap mempunyai pekerjaan. Ketertiban yang ada ialah ketertiban yang sesungguhnya seperti juga didalam ruang kerja orang dewasa. Senang juga melihat ketertiban semacam itu. Hanya kadang-kadang jika ada anak yang mengganggu kepentingan kelas, guru wajib
Murid. Banyak yang harus dilaksanakan oleh murid yaitu :
a.   Mereka harus membaca buku, majalah, karangan dsb;
b.   Mereka harus membuat catatan ringkasan mengenai intisari yang mereka baca;
c.    Mereka menyimpulkan didalam suatu karangan yang mereka susun bersama dengan temannya dalam rombongannya. Tiap anak menulis karangan yang sudah mereka tentukan dan membetulkan bersama didalam buku proyeknya masing-masing;
d.   Karangan ini harus mereka hias dengan gambar, peta, bagan, grafik dsb.Jika suatu rombongan selesai dengan pekerjaannya, maka hasilnya lalu dibicarakan didalam kelas dibawah pimpinan guru.
Kecuali hal-hal yang disebut murid masih mempunyai tugas yang lain, sebagai keseorangan maupun sebagai anggota rombongan.
a.   Mengumpulkan gambar-gambar, cerita-cerita lawak dsb;
b.   Membuat bermacam-macam grafik;
c.    Membuat peta;
d.   Pekerjaan menggambar, menyunting dan menempelkan;
e.    Mengamati sesuatu (meteran hujan, jam matahari);
f.     Bekerja dikebun sekolah;
g.   Membuat sesuatu dibak pasir;
h.   Membuat bermacam-macam makanan;
i.      Membuat herbarium dan lain-lain kumpulan.
e. Pameran
Buku proyek. Segala sesuatu itu jika mungkin dimasukkan didalam buku proyek masing-masing. Buku proyek itu akhirnya memberikan gambaran tentang hasil dari pekerjaan mereka dan tidak ada satu buku proyek yang sama.
D. Penghargaan
                           Jika segala tugas telah selesai, buku tugas sudah dihias, bermacam-macam benda dan perkakas telah dibuat, maka barang itu dapat dipamerkan didalam kelas, kelas lain, bahkan sekolah lain, orangtua dan umum dipersilahkan melihatnya. Pameran semacam itu dapat diadakan sesudah tiap pengajaran proyek berakhir, pada akhir tahun atau pada waktu diadakannya pertemuan orangtua.
A.       
Kebaikan
Penghargaan
               i           Berhubungan dengan terikatnya pekerjaan guru oleh bahan pengajaran, alat-alat dan lain-lain hal, belum banyak pengajaran proyek itu dipraktekkan di Indonesia, biarpun kita melihat banyak kebaikan didalamnya. Kebaikan-kebaikannya yaitu :
Ditinjau dari sudut pendidikan :
1.     Pengajaran proyek adalah suatu bentuk pengajaran yang baik untuk membangkitkan untuk membankitkan semangat anak-anak agar aktif dan dengan jalan itu memberi kesempatan untuk mendidik diri, mengembangkan diri;
2.    Anak mendapat kesempatan bekerja bersama-sama yang penting sekali artinya untuk pendidikan kesosialan dan kesusilaan;
3.    Anak belajar hidup seperti didalam masyarakat. Begitulah tidak terpisah pendidikan dirumah dan disekolah;
4.   Anak dididik bertanggung jawab atas tugas yang diserahkan kepadanya
5.    Anak dididik berbuat tata tertib yang sewajarnya, yaitu atas keinsyafan. Inilah pendidkan budi pekerti yang tidak ternilai harganya.
Jadi secara umum dapatlah dikatakan bahwa dengan pengajaran proyek itu guru berusaha melenyapkan pengajaran yang bersifat intelektual untuk memberikan pendidikan yang bulat atau harmonis yang mengandung pendidikan materiil, formil dan fungsionil.
Ditinjau dari sudut didaktik :
1.     Murid belajar berfikir dan mengalami proses berfikir secara kanak-kanak. Soal-soal dan kesulitan yang timbul pada pekerjaan proyek itu adalah soal yang sewajarnya, bukannya paksaan orang lain. Mereka mempergunakan buku-buku sumber, dibacanya dalam hati dan memikirkan apa yang telah mereka baca untuk mengatasi kesulitan. Itulah berfikir yang sesungguhnya, bukan hanya hafalan.
2.    Murid-murid dilatih bukan hanya belajar yang sesungguhnya sebab mereka mengumpulkan sendiri semua alat yang dibutuhkan, mencari dalam buku dan mengambil intisari yang dibaca. Membuat iktisar dan pernyataan sendiri sesuai dengan pribadinya dan mencoba menjawabnya. Inilah yang dimaksud oleh Dewey anak belajar berfikir secara keilmuan atau logis ; mereka mengetahui alat-alat yang diperlukan dan dapat mempergunakannya agar mengetahui hal-hal yang tidak mereka ketahui.
3.    Pengetahuan yang mereka pelajari dan miliki dapat dipergunakan. Itulah pengetahuan fungsional.
4.   Semua sifat-sifat didaktik dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya :
a.      Menarik perhatian
b.      Membangkitkan keaktifan
c.      Meragakan
d.      Berhubung-hubungan
e.      Berdasarkan atas yang diketahui
f.        Praktis
g.      Memberi kesempatan untuk bekerja sama
5.      Kepada anak-anak dapat diberikan pekerjaan yang bersifat individual, jadi yang mereka butuhkan.
Kekurangan
Pada pengajaran proyek ada juga cela-celanya, kita sebut beberapa keberatan.
1.     Tiap mata pengajaran mempunyai caranya dan kesulitannya sendiri pada waktu mengajarkannya. Itu sukar dipenuhi dalam pengajaran proyek total. Pengajaran proyek okasionil lebih baik untuk dipraktekkan.
2.    Ada bahaya bahwa segala sesuatu menjadi terlalu luas, karena pada hakikatnya semua pengetahuan itu berhubung-hubungan tidak teranglah batas-batasnya.
3.    Sukar memilih pokok proyek yang tepat.
4.   Hasil pengajaran proyek bergantung banyak dari kecakapan guru untuk menyelenggarakan sesuatu.
5.   
E. Contoh suatu pengajaran proyek
Menyiapkan tugas bukan suatu pekerjaan yang mudah.

Persiapan
Berikut ini diberikan suatu contoh pengajaran proyek yang disusun secara bebas dengan memakai sebagai pedoman buku “Pohon Enau” oleh T.L. Groenendijk dan di Indonesiakan oleh S. Nasution.

Setelah difikirkan  masak-masak guru memilih suatu pokok, yaitu pohon enau. Ia menyiapkan diri dulu untuk dapat memberi pimpinan yang sebaik-baiknya.
a.   Ia meninjau pohon enau dari sudut ilmu hayat untuk memperluas pengetauannya. Dipelajarinya dari ilmu hayat perihal pohon enau.
Pohon enau termasuk suku palem (palma). Tumbuhnya didaerah tinggi hingga 4000 kaki atau kurang lebih 1200 meter. Dilihat secara sepintas lalu maka daunnya tidak teratur. Batangnya tegak dan lurus. Tinggi pohon sampai 25 M. Hanya mempunyai beberapa daun yang kelihatan sebagai dahan tegak lurus. Bunga bergantungan dari puncaknya dan buahnya bertandang-tandang mengurai dari batangnya.
Dari buku ilmu hayat diketahui bagian-bagian pohon, yang diuraikan lebih lanjut. Juga cara pohon itu berkembangbiak, yaitu secara liar oleh musang dan cara teratur oleh manusia.
b.   Guru meninjau pohon itu dari sudut ekonomi. Ternyata, bahwa segala bagian pohon itu dapat dipergunakan dan terhubung dengan itu dibeberapa daerah pohon itu memberi mata pencaharian penting.
1.     Akar pohon setelah direndam menghasilkan serabut yang akan dianyam menjadi keranjang, topi, cambuk, tali keroncong dsb. Sisa akar jika dibakar menjadi obat norit. Akar ditumbuk dan diperas menjadi sari untuk obat penyakit pinggang.
2.    Batangnya menghasilkan kayu yang baik untuk membuat rumah, saluran air, tongkat dan kayu api.
3.    Empulurnya menghasilkan sagu.
4.   Daun yang mudah dipergunakan sebagai daun rokok. Daun yang tua dijadikan atap. Kayu tulang daun untuk dinding rumah. Lidi dianyam menjadi keranjang atau dibuat menjadi sapu.
5.    Injuk untuk membuat tali, sapu, sikat, pengisi pelana, pembalut tonggak-tonggak kandang agar tidak dimakan rayap atau tempat ayam atau ikan bertelur dsb. Tulang ijuk disayat menjadi kalam.
6.   Dari bunga diperoleh nila. Dari nila dapat diperoleh gula, cuka dan alkohol. Tangkai bunga dipakai sebagai penggosok perabot rumah agar licin.
7.    Buah dapat dijadikan makanan kolang-kaling. Guru mempelajari pembuatannya. Biji yang tua untuk bahan kerajinan tangan pembuat kancing, anting dsb.
c.    Guru mempelajari cara membuat sagu, gula, cuka, tuak dan cara menyadap.
d.   Guru mengumpulkan buku-buku, majalah-majalah, dan alat lain yang mungkin dapat dipergunakan murid.
e.    Guru mencari cerita-cerita yang ada hubungannya dengan enau.
f.     Guru meninjau kesatuan tempat yang ada pohon enau dan bercakap-cakap dengan yang empunya, minta izin untuk murid-murid yang akan mengadakan perjalanan sekolah ditempat itu.
g.   Guru menyusun daftar pelajaran dan memikirkan bermacam-macam tugas untuk pekerjaan rombongan dan keseorangan.
h.   Guru memikirkan bermacam-macam pelajaran untuk menghubungankan dengan pokok proyek itu.
KESIMPULAN
Dari hasil materi yang saya bawakan maka dapat saya simpulkan bahwa Pengajaran proyek yang dipelopori oleh John Dewey itu merupakan suatu pengajaran yang ingin mengubah sekolah  lama yang pengetahuan diberikan kepada murid-muridnya merupakan pengetahuan yang sudah di siapkan terlebih dahulu oleh orang dewasa, hingga anak tinggal mendengarkan, percaya dan menghafalnya saja terdapat banyak mata pelajaran yang diajarkan, dan sekolah lama tersebut mempunysi tujuan agar para siswanya kelak menduduki jabatan intelektual, dan sedangkan siswanya sendiri hanya bersifat pasif, dan selalu menuruti apa yang dikatakan oleh gurunya. Maka dari pada itu sekolah  lama harus diubah agar siswa-siswanya bersifat aktif dan lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Disamping itu pendidik (Guru) harus lebih bijaksana dalam mengajarkan pengajarannya, karena anak bersifat pasif diakibatkan oleh sifat pendidiknya sendiri. Pengajaran proyek ini dapat diterapkan dilingkungan sekolah karena dalam hal objek penelitian sangat baik menerapkan pengajaran-pengajaran yang bersifat aktif dan memberikan kebebasan yang cukup baik bagi anak didiknya. Pengajaran-pengajaran semacam ini masih cukup jarang ditemukan di Indonesia karena pengetahuan yang masih cukup terbatas apalagi didesa-desa.
Dalam pengajaran projek ini guru diajarkan agar tidak terlalu mengatur anak didiknya, karena akan membawa dampak yang negatif terhadap murid itu sendiri. Guru hanya mempunyai tugas untuk membimbing anak didiknya saja agar anak tersebut lebih aktif berfikir dibanding gurunya sendiri. Jika semua pendidik hanya mengatur kemauannya tanpa mempedulikan anak didiknya yang kerjanya hanya bisa diam di tempat duduknya tanpa mengeluarkan pendapat apa-apa terhadap pelajaran yang di berikan oleh gurunya, maka anak tersebut tidak mengkin bisa bersifat aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Soejono. 1958. Aliran-aliran Baru Pendidikan:103-119. Jakarta: Djambatan