Tugas Individu
M.K : Pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat
pEMBERDAYAAN
Komunitas anak
jalan
Kartini kadir
106 704 048
Pendidikan Sosiologi A
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Makassar
2011
Kata
Pengantar
Segala puji dan syukur kepada Tuhan
yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata
kuliah Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat pada Universitas Negeri Makassar. Adapun judul pada makalah ini adalah “Komunitas Anak Jalan”.
Dalam penyusunan makalah ini,
dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, saya telah berusaha untuk
dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai dengan
harapan, walaupun didalam pembuatannya saya menghadapi berbagai kesulitan
karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki.
Saya menyadari bahwa penulisan
dan pembuatan karya ilmiah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu
saran dan kritikan yang membangun sangat saya butuhkan untuk dapat
menyempurnakan dimasa yang akan datang.
Semoga apa yang disajikan
dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi saya, teman-teman maupun pihak
lain yang berkepentingan.
Makassar, Juni
2011
Penulis
PENDAHULUAN
Kehidupan
masyarakat di semua belahan dunia pada abad ke XXI ini mengalami perubahan yang
dramatis dalam segala aspeknya. Perubahan yang disebut sebagai globalisasi
ditandai dengan pergeseran tiga bidang yaitu, ekonomi, politik dan budaya.
Perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri hingga memasuki era
komunikasi telah membawa dampak yang luar biasa bagi perekonomian bangsa
(Syafaruddin 2002). SDM yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk mengatasi
berbagai masalah tersebut. Akan tetapi, pencapaian SDM yang berkualitas
tersebut tidak dapat digapai dengan mudah. Proses pendidikan formal merupakan
salah satu syarat dan indikator terbentuknya SDM yang berkualitas.
Masyarakat
Indonesia terbagi kedalam beberapa strata kehidupan ternyata mempersulit pencapaian
target SDM yang berkualitas. Banyaknya masyarakat yang tidak mampu menempuh
jenjang pendidikan dikarenakan kesulitan pendanaan, lamanya penyelesaian masa
studi mahasiswa lulusan perguruan tinggi serta lamanya waktu tunggu pekerjaan sehingga
mengakibatkan banyaknya pengangguran.
Pengangguran
menjadi permasalahan di setiap negara, khususnya Indonesia. Angka pengangguran
di Indonesia cukup tinggi berdasar data statistik tahun 2008 yaitu sebesar 8,5
% sedangkan untuk tahun 2009 ini telah diprediksi meningkat hingga 9-9,5% (LIPI
2008 dalam Anonim 2008). Oleh karena itu sangat diperlukan cara dan atau sistem
yang memungkinkan untuk mengatasi masalah pengangguran tersebut.
Terkait
masalah pengangguran, anak jalanan merupakan salah satu kelompok anak bangsa
yang terjebak masalah pengangguran. Wilonoyudho (2005) dalam artikelnya
menyebutkan bahwa jumlah anak jalanan terus meningkat. Ia berkata demikian
karena Kompas (4/12/1998) melaporkan pada saat krisis ekonomi jumlah anak
jalanan meningkat 400 persen. Sedangkan Departemen Sosial (1998) dalam
Wilonoyudho (2005) memperkirakan jumlah anak jalanan mencapai angka 170.000
anak.
Selama ini
pemberdayaan yang telah dilakukan bagi anak jalanan hanya berupa kegiatan
resosialisasi di rumah singgah yang merupakan bagian dari program pendidikan
luar sekolah. Bentuk-bentuk pemberdayaan tersebut belum menunjukkan hasil yang
benar-benar mampu menjadikan anak jalanan tersebut sejahtera dari sisi ekonomi
dan sosial. Hal ini dikarenakan bahwa pendidikan yang diberikan hanya bertujuan
membenahi dan menjaga serta meningkatkan moral dan budi pekerti mereka saja,
menghindari dan menyelamatkan mereka dari segala bentuk penindasan dan
kekerasan terhadap sesama anak jalanan. Oleh karena itu sangat diperlukan
solusi lain yang tepat untuk mengatasi masalah anak jalanan tersebut agar kelak
mereka dapat hidup mandiri yang sejahtera secara sosial dan ekonomi. Menurut
Ishaq (2000) pemberdayaan anak jalanan termasuk dalam salah satu pendidikan
luar sekolah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan anak jalanan secara
ekonomi. Pemberdayaan anak jalanan tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan
sumberdaya alam dan bahan-bahan yang dapat mencemari lingkungan menjadi sesuatu
yang memiliki nilai ekonomi yang berarti.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, masalah yang diangkat dalam karya tulis ini adalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana penerapan pemberdayaan anak jalanan
melalui pelatihan, pengembangan, dan pemanfaatan sumberdaya alam dan
bahan-bahan pencemar lingkungan?
2.
Bagaimana pengaruh pemberdayaan tersebut terhadap
efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam, penurunan pencemaran dan pengentasan
kemiskinan?
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:
Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan permasalahan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Menjelaskan metode penerapan pemberdayaan Anak
jalanan melalui pelatihan, pengembangan, dan pemanfaatan sumberdaya alam dan
bahan-bahan pencemar lingkungan.
2.
Menjelaskan pengaruh pemberdayaan tersebut terhadap
efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam, penurunan pencemaran, dan pengentasan
kemiskinan.
Manfaat
penulisan
Manfaat yang
dapat diperoleh dari karya tulis ini, diantaranya:
1.
Mampu menerapkan metode pelatihan, pengembangan,
dan pemanfaatan sumberdaya alam dan bahan-bahan pencemar lingkungan bagi
pemberdayaan anak-anak jalanan.
2.
Anak-anak jalanan dapat lebih mandiri dan mampu
menciptakan lahan usaha sendiri.
3.
Sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi
masalah pengangguran di Indonesia dan memperkecil komunitas anak jalanan.
PEMBAHASAN
Metode
Penerapan Pemberdayaan Komunitasz Anak Jalanan
Anak jalanan
merupakan seseorang maupun sekumpulan anak yang menghabiskan waktunya di
jalanan, baik untuk mencari nafkah maupun hanya untuk berkeliaran di jalanan.
Keberadaan anak jalanan terkait banyak faktor, salah satunya adalah kemiskinan. Lewis (1971) menyatakan bahwa kemiskinan sebenarnya adalah
warisan yang dari generasi ke generasi. Hal tersebut dianggap sebagai jalan
yang harus ditempuh agar mereka berusaha memperbaikinya.
Berbagai
metode pemberdayaan anak jalanan telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun
oleh lembaga-lembaga yang bergerak dibidang sosial dan kemanusiaan. Metode yang
telah dijalankan ialah mulai dari Family base, Instutional base, Multi-system
base, hingga metode rumah singgah. Rumah singgah yang telah berhasil menampung
berbagai kelompok anak jalanan dari berbagai tipe, belum mampu menangani
masalah financial yang selama ini merupakan faktor utama pendorong anak jalanan
semakin meningkat.
Metode
pemberdayaan yang digunakan untuk memberdayakan anak jalanan ialah metode
pastisipatif. Prinsip utama partisipatif adalah proses belajar bersama,
memahami, dan melaksanakan program dengan segala permasalahannya antara
peneliti dan masyarakat. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pemahaman
terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi (Rasjid 1988 dalam Thoha 2000)
sehingga teknik partisipatif disebut juga gerakan pendidikan untuk orang
dewasa.
Dalam
Pemberdayaan Anak Jalanan, metode ini tidak jauh berbeda dengan metode
partisipatif lainnya, hanya saja dalam praktiknya metode partisipatif tidak
diberlakukan untuk orang dewasa karena target pemberdayaan ialah anak jalanan
yang notabenenya ialah anak-anak. Dalam metode partisipatif, penulis hanya
menjadi fasilitator. Informasi yang diperoleh, akan dianalisis bersama-sama dan
masyarakat yang akan mengaplikasikannya langsung. Peserta (anak jalanan) dapat
langsung mempraktikkan disamping hanya memahami. Hasil yang diharapkan dalam
metode ini ialah perubahan perilaku sehingga dalam jangka panjang terbentuk
kelembagaan dan tindakan masyarakat yang berkelanjutan (Chambers 1988).
Berbagai
jenis pemanfaatan sumberdaya alam dan pemanfaatan bahan-bahan yang dapat
mencemari lingkungan akan disajikan dalam bentuk training. Ruang lingkup
kegiatan pemberdayaan meliputi beberapa aktivitas setelah dilakukan survei
terlebih dahulu mengenai sumberdaya yang akan dimanfaatkan, diantaranya:
1.
Menentukan anak jalanan maupun kelompok anak
jalanan yang menjadi target (sasaran) pemberdayaan.
2.
Mempersiapkan trainer (dalam hal ini bisa dilakukan
oleh penulis).
3.
Mencoba masuk kedalam komunitas anak jalanan
tersebut dengan harapan dapat mengetahui suka-kendala yang akan dihadapi.
4.
Mulai melakukan pelatihan berdasarkan modul yang
telah ditetapkan.
5.
Para peserta akan mendistribusikan dan memasarkan
sendiri hasil karya mereka dengan harapan mereka mampu menjadi seorang
entrepreneur yang baik dan benar.
6.
Evaluasi bersama mulai pelaksanaan pelatihan,
hingga kepada pemasaran.
Pada
hakikatnya metode pemberdayaan anak jalanan seperti ini dapat berkolaborasi
dengan metode-metode yang telah lebih dulu dilaksanakan. Metode partisipatif
akan dengan mudah diaplikasikan apabila ada suatu tempat yang tetap yang dapat
menampung para peserta (anak jalanan). Metode tersebut dapat bekerja sama
dengan Metode Rumah Singgah dalam hal sarana dan prasarana penunjang pelatihan.
Pengaruh
pemberdayaan Anak Jalanan terhadap efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam,
penurunan pencemaran, dan mengentaskan kemiskinan.
Pemanfaatan
potensi alam yang optimal dipengaruhi oleh beberapa aspek, yakni pendidikan,
pengetahuan dan pengendalian. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang
digunakan dalam pembentukan sumberdaya manusia yang mampu mengelola dan
memanfaatkan potensi alam secara optimal. Penerapan pemanfaatan potensi alam
akan mampu dicapai jika ditunjang oleh pengetahuan mengenai potensi alam
tersebut. Pengetahuan tersebut hanya dapat diperoleh melalui pendidikan, baik
pendidikan formal maupun informal.
Selain itu,
penentu keberhasilan pemanfaatan potensi yang optimal dapat dicapai secara
lestari adalah pengendalian. Memanfaatkan potensi alam tidak dapat dilakukan
dalam satu waktu dan tidak menyisakan sumberdaya untuk masa depan. Pengendalian
dianggap paling penting karena dengan mengendalikan, segala potensi sumberdaya
alam dapat terlindungi secara lestari. Pemberdayaan anak jalanan melalui
pemanfaatan sumberdaya alam merupakan salah satu bentuk pendidikan,
pengendalian dan pemanfaatan sumberdaya sekaligus menjadi motivator untuk
mengembangkan wirausaha. Pemberdayaan anak jalanan dapat membantu mengendalikan
pemanfaatan sumberdaya alam secara berlebihan. Disamping itu dapat juga
membantu pengurangan pencemaran lingkungan.
Lingkungan
yang ada di sekeliling organisme diartikan sebagai kumpulan dari segala sesuatu
yang membentuk kondisi dan akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak
langsung baik kepada kehidupan dalam bentuk individual maupun komunitas pada
tempat tertentu (Lutfi 2004). Masalah pencemaran diartikan sebagai akibat dari
penggunaan ilmu dan teknologi dalam rangka peningkatan kesejahteraan manusia
yang menimbulkan masalah.
Masalah
pencemaran yang sangat terasa ialah keberadaan sampah yang berlebihan dan tidak
terkendali. Sampah merupakan salah satu bahan pencemar tanah dan air. Sampah
yang banyak tersebut dapat dikelola dengan baik hingga dapat meningkatkan
perekonomian.
Pemberdayaan
anak jalanan melalui metode partisipatif untuk menanggulangi pencemaran dan
pemanfaatan sumberdaya alam akan berdampak positif bagi kedua pihak, baik bagi
anak jalanan maupun bagi lingkungan dan kelestarian sumberdaya alam. Salah satu
pemanfaatan sumberdaya alam yang efisien, sebagai contoh ialah dalam pembuatan
kertas tidak perlu lagi melakukan penebangan kayu di hutan secara berlebihan.
Gulma (salah satunya alang-alang) yang selama ini menjadi indikator ketidaksuburan
tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kertas. Hal ini menunjukkan
bahwa penggunaan sumberdaya kayu akan menjadi lebih efisien karena ada
alternatif lain yang dapat dimanfaatkan dengan kualitas yang baik. Selain itu,
dengan adanya pelatihan dan pendampingan serta pemberdayaan anak jalanan
melalui usaha ekonomi produktif, mereka bisa memperoleh tambahan penghasilan.
KESIMPULAN
Metode yang
digunakan dalam Pemberdayaan anak jalanan melalui pemanfaatan sumberdaya alam dan
bahan-bahan pencemar lingkungan ialah metode partisipatif. Metode yang
digunakan dalam pemberdayaan anak jalanan ini tidak jauh berbeda dengan metode
partisipatif yang diterapkan pada program-program lainnya. Perbedaan metode ini
terletak pada sasaran dan pengampu yang sama-sama berasal dari kalangan
masyarakat, yakni penulis sendiri. Dalam metode ini, pelatihan pemberdayaan
untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan yang berimplikasi dalam bentuk
tingkat kesejahteraan anak jalanan akan dilakukan setelah terlebih dahulu
menentukan target anak jalanan yang dianggap memenuhi standar untuk dilakukan
pelatihan dan pengembangan. Bentuk evaluasi dilakukan bersama-sama antara
penulis, para trainer dan peserta sendiri (anak jalanan).
Memanfaatkan
potensi alam tidak dapat dilakukan dalam satu waktu dan tidak menyisakan
sumberdaya untuk masa depan. Pengendalian dianggap paling penting karena dengan
mengendalikan, segala potensi sumberdaya alam dapat terlindungi secara lestari.
Pemberdayaan anak jalanan dapat membantu mengefisienkan pemanfaatan hingga
sumberdaya alam menjadi lebih terkendali. Selain sumberdaya alam, pencemaran
lingkungan, salah satunya yang diakibatkan oleh sampah dapat lebih bermanfaat
sehingga pencemaran akan berkurang. Dengan adanya pelatihan dan pengembangan
dalam rangka pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan tersebut dapat juga
membantu meningkatkan perekonomian anak jalanan. Pemberdayaan ini dapat
membantu mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran. Jika usaha mereka
makin maju, penghasilan mereka pun akan dapat meningkatkan kualitas hidup
mereka. Disamping peningkatan pendapatan, pemnafaatan alam secara efisien dapat
terlaksana dan pencemaran lingkungan dapat diatasi sehingga pada gilirannya
mereka diberdayakan kembali untuk dapat memberikan pendidikan yang layak bagi
anak-anak mereka kelak.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar