Jumat, 07 Desember 2012

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ANAK JALANAN


Tugas Individu
M.K   : Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat


pEMBERDAYAAN
Komunitas anak jalan
LOGO UNM.BMP


Kartini kadir
106 704 048
Pendidikan Sosiologi A

Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Makassar
2011

Kata Pengantar
Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Pembangunan dan pemberdayaan masyarakat pada Universitas Negeri Makassar. Adapun judul pada makalah ini adalah Komunitas Anak Jalan”.
Dalam penyusunan makalah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, saya telah berusaha untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai dengan harapan, walaupun didalam pembuatannya saya menghadapi berbagai kesulitan karena keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki.
Saya menyadari bahwa penulisan dan pembuatan karya ilmiah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritikan yang membangun sangat saya butuhkan untuk dapat menyempurnakan dimasa yang akan datang.
Semoga apa yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi saya, teman-teman maupun pihak lain yang berkepentingan.


Makassar,     Juni 2011
Penulis

iPENDAHULUAN
Kehidupan masyarakat di semua belahan dunia pada abad ke XXI ini mengalami perubahan yang dramatis dalam segala aspeknya. Perubahan yang disebut sebagai globalisasi ditandai dengan pergeseran tiga bidang yaitu, ekonomi, politik dan budaya. Perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri hingga memasuki era komunikasi telah membawa dampak yang luar biasa bagi perekonomian bangsa (Syafaruddin 2002). SDM yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk mengatasi berbagai masalah tersebut. Akan tetapi, pencapaian SDM yang berkualitas tersebut tidak dapat digapai dengan mudah. Proses pendidikan formal merupakan salah satu syarat dan indikator terbentuknya SDM yang berkualitas.
Masyarakat Indonesia terbagi kedalam beberapa strata kehidupan ternyata mempersulit pencapaian target SDM yang berkualitas. Banyaknya masyarakat yang tidak mampu menempuh jenjang pendidikan dikarenakan kesulitan pendanaan, lamanya penyelesaian masa studi mahasiswa lulusan perguruan tinggi serta lamanya waktu tunggu pekerjaan sehingga mengakibatkan banyaknya pengangguran.
Pengangguran menjadi permasalahan di setiap negara, khususnya Indonesia. Angka pengangguran di Indonesia cukup tinggi berdasar data statistik tahun 2008 yaitu sebesar 8,5 % sedangkan untuk tahun 2009 ini telah diprediksi meningkat hingga 9-9,5% (LIPI 2008 dalam Anonim 2008). Oleh karena itu sangat diperlukan cara dan atau sistem yang memungkinkan untuk mengatasi masalah pengangguran tersebut.
Terkait masalah pengangguran, anak jalanan merupakan salah satu kelompok anak bangsa yang terjebak masalah pengangguran. Wilonoyudho (2005) dalam artikelnya menyebutkan bahwa jumlah anak jalanan terus meningkat. Ia berkata demikian karena Kompas (4/12/1998) melaporkan pada saat krisis ekonomi jumlah anak jalanan meningkat 400 persen. Sedangkan Departemen Sosial (1998) dalam Wilonoyudho (2005) memperkirakan jumlah anak jalanan mencapai angka 170.000 anak.
Selama ini pemberdayaan yang telah dilakukan bagi anak jalanan hanya berupa kegiatan resosialisasi di rumah singgah yang merupakan bagian dari program pendidikan luar sekolah. Bentuk-bentuk pemberdayaan tersebut belum menunjukkan hasil yang benar-benar mampu menjadikan anak jalanan tersebut sejahtera dari sisi ekonomi dan sosial. Hal ini dikarenakan bahwa pendidikan yang diberikan hanya bertujuan membenahi dan menjaga serta meningkatkan moral dan budi pekerti mereka saja, menghindari dan menyelamatkan mereka dari segala bentuk penindasan dan kekerasan terhadap sesama anak jalanan. Oleh karena itu sangat diperlukan solusi lain yang tepat untuk mengatasi masalah anak jalanan tersebut agar kelak mereka dapat hidup mandiri yang sejahtera secara sosial dan ekonomi. Menurut Ishaq (2000) pemberdayaan anak jalanan termasuk dalam salah satu pendidikan luar sekolah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan anak jalanan secara ekonomi. Pemberdayaan anak jalanan tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan bahan-bahan yang dapat mencemari lingkungan menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomi yang berarti.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang diangkat dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana penerapan pemberdayaan anak jalanan melalui pelatihan, pengembangan, dan pemanfaatan sumberdaya alam dan bahan-bahan pencemar lingkungan?
2.   Bagaimana pengaruh pemberdayaan tersebut terhadap efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam, penurunan pencemaran dan pengentasan kemiskinan?
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai berdasarkan permasalahan tersebut adalah sebagai berikut
:
1.    Menjelaskan metode penerapan pemberdayaan Anak jalanan melalui pelatihan, pengembangan, dan pemanfaatan sumberdaya alam dan bahan-bahan pencemar lingkungan.
2.   Menjelaskan pengaruh pemberdayaan tersebut terhadap efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam, penurunan pencemaran, dan pengentasan kemiskinan.
Manfaat penulisan
Manfaat yang dapat diperoleh dari karya tulis ini, diantaranya:
1.    Mampu menerapkan metode pelatihan, pengembangan, dan pemanfaatan sumberdaya alam dan bahan-bahan pencemar lingkungan bagi pemberdayaan anak-anak jalanan.
2.   Anak-anak jalanan dapat lebih mandiri dan mampu menciptakan lahan usaha sendiri.
3.   Sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalah pengangguran di Indonesia dan memperkecil komunitas anak jalanan.
PEMBAHASAN
Metode Penerapan Pemberdayaan Komunitasz Anak Jalanan
Anak jalanan merupakan seseorang maupun sekumpulan anak yang menghabiskan waktunya di jalanan, baik untuk mencari nafkah maupun hanya untuk berkeliaran di jalanan. Keberadaan anak jalanan terkait banyak faktor, salah satunya adalah kemiskinan. Lewis (1971) menyatakan bahwa kemiskinan sebenarnya adalah warisan yang dari generasi ke generasi. Hal tersebut dianggap sebagai jalan yang harus ditempuh agar mereka berusaha memperbaikinya.
Berbagai metode pemberdayaan anak jalanan telah dilakukan, baik oleh pemerintah maupun oleh lembaga-lembaga yang bergerak dibidang sosial dan kemanusiaan. Metode yang telah dijalankan ialah mulai dari Family base, Instutional base, Multi-system base, hingga metode rumah singgah. Rumah singgah yang telah berhasil menampung berbagai kelompok anak jalanan dari berbagai tipe, belum mampu menangani masalah financial yang selama ini merupakan faktor utama pendorong anak jalanan semakin meningkat.
Metode pemberdayaan yang digunakan untuk memberdayakan anak jalanan ialah metode pastisipatif. Prinsip utama partisipatif adalah proses belajar bersama, memahami, dan melaksanakan program dengan segala permasalahannya antara peneliti dan masyarakat. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi (Rasjid 1988 dalam Thoha 2000) sehingga teknik partisipatif disebut juga gerakan pendidikan untuk orang dewasa.
Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan, metode ini tidak jauh berbeda dengan metode partisipatif lainnya, hanya saja dalam praktiknya metode partisipatif tidak diberlakukan untuk orang dewasa karena target pemberdayaan ialah anak jalanan yang notabenenya ialah anak-anak. Dalam metode partisipatif, penulis hanya menjadi fasilitator. Informasi yang diperoleh, akan dianalisis bersama-sama dan masyarakat yang akan mengaplikasikannya langsung. Peserta (anak jalanan) dapat langsung mempraktikkan disamping hanya memahami. Hasil yang diharapkan dalam metode ini ialah perubahan perilaku sehingga dalam jangka panjang terbentuk kelembagaan dan tindakan masyarakat yang berkelanjutan (Chambers 1988).
Berbagai jenis pemanfaatan sumberdaya alam dan pemanfaatan bahan-bahan yang dapat mencemari lingkungan akan disajikan dalam bentuk training. Ruang lingkup kegiatan pemberdayaan meliputi beberapa aktivitas setelah dilakukan survei terlebih dahulu mengenai sumberdaya yang akan dimanfaatkan, diantaranya:
1.      Menentukan anak jalanan maupun kelompok anak jalanan yang menjadi target (sasaran) pemberdayaan.
2.      Mempersiapkan trainer (dalam hal ini bisa dilakukan oleh penulis).
3.      Mencoba masuk kedalam komunitas anak jalanan tersebut dengan harapan dapat mengetahui suka-kendala yang akan dihadapi.
4.     Mulai melakukan pelatihan berdasarkan modul yang telah ditetapkan.
5.      Para peserta akan mendistribusikan dan memasarkan sendiri hasil karya mereka dengan harapan mereka mampu menjadi seorang entrepreneur yang baik dan benar.
6.     Evaluasi bersama mulai pelaksanaan pelatihan, hingga kepada pemasaran.
Pada hakikatnya metode pemberdayaan anak jalanan seperti ini dapat berkolaborasi dengan metode-metode yang telah lebih dulu dilaksanakan. Metode partisipatif akan dengan mudah diaplikasikan apabila ada suatu tempat yang tetap yang dapat menampung para peserta (anak jalanan). Metode tersebut dapat bekerja sama dengan Metode Rumah Singgah dalam hal sarana dan prasarana penunjang pelatihan.
Pengaruh pemberdayaan Anak Jalanan terhadap efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam, penurunan pencemaran, dan mengentaskan kemiskinan.
Pemanfaatan potensi alam yang optimal dipengaruhi oleh beberapa aspek, yakni pendidikan, pengetahuan dan pengendalian. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang digunakan dalam pembentukan sumberdaya manusia yang mampu mengelola dan memanfaatkan potensi alam secara optimal. Penerapan pemanfaatan potensi alam akan mampu dicapai jika ditunjang oleh pengetahuan mengenai potensi alam tersebut. Pengetahuan tersebut hanya dapat diperoleh melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal.
Selain itu, penentu keberhasilan pemanfaatan potensi yang optimal dapat dicapai secara lestari adalah pengendalian. Memanfaatkan potensi alam tidak dapat dilakukan dalam satu waktu dan tidak menyisakan sumberdaya untuk masa depan. Pengendalian dianggap paling penting karena dengan mengendalikan, segala potensi sumberdaya alam dapat terlindungi secara lestari. Pemberdayaan anak jalanan melalui pemanfaatan sumberdaya alam merupakan salah satu bentuk pendidikan, pengendalian dan pemanfaatan sumberdaya sekaligus menjadi motivator untuk mengembangkan wirausaha. Pemberdayaan anak jalanan dapat membantu mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam secara berlebihan. Disamping itu dapat juga membantu pengurangan pencemaran lingkungan.
Lingkungan yang ada di sekeliling organisme diartikan sebagai kumpulan dari segala sesuatu yang membentuk kondisi dan akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung baik kepada kehidupan dalam bentuk individual maupun komunitas pada tempat tertentu (Lutfi 2004). Masalah pencemaran diartikan sebagai akibat dari penggunaan ilmu dan teknologi dalam rangka peningkatan kesejahteraan manusia yang menimbulkan masalah.
Masalah pencemaran yang sangat terasa ialah keberadaan sampah yang berlebihan dan tidak terkendali. Sampah merupakan salah satu bahan pencemar tanah dan air. Sampah yang banyak tersebut dapat dikelola dengan baik hingga dapat meningkatkan perekonomian.
Pemberdayaan anak jalanan melalui metode partisipatif untuk menanggulangi pencemaran dan pemanfaatan sumberdaya alam akan berdampak positif bagi kedua pihak, baik bagi anak jalanan maupun bagi lingkungan dan kelestarian sumberdaya alam. Salah satu pemanfaatan sumberdaya alam yang efisien, sebagai contoh ialah dalam pembuatan kertas tidak perlu lagi melakukan penebangan kayu di hutan secara berlebihan. Gulma (salah satunya alang-alang) yang selama ini menjadi indikator ketidaksuburan tanah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuat kertas. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan sumberdaya kayu akan menjadi lebih efisien karena ada alternatif lain yang dapat dimanfaatkan dengan kualitas yang baik. Selain itu, dengan adanya pelatihan dan pendampingan serta pemberdayaan anak jalanan melalui usaha ekonomi produktif, mereka bisa memperoleh tambahan penghasilan.
KESIMPULAN
Metode yang digunakan dalam Pemberdayaan anak jalanan melalui pemanfaatan sumberdaya alam dan bahan-bahan pencemar lingkungan ialah metode partisipatif. Metode yang digunakan dalam pemberdayaan anak jalanan ini tidak jauh berbeda dengan metode partisipatif yang diterapkan pada program-program lainnya. Perbedaan metode ini terletak pada sasaran dan pengampu yang sama-sama berasal dari kalangan masyarakat, yakni penulis sendiri. Dalam metode ini, pelatihan pemberdayaan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan yang berimplikasi dalam bentuk tingkat kesejahteraan anak jalanan akan dilakukan setelah terlebih dahulu menentukan target anak jalanan yang dianggap memenuhi standar untuk dilakukan pelatihan dan pengembangan. Bentuk evaluasi dilakukan bersama-sama antara penulis, para trainer dan peserta sendiri (anak jalanan).
Memanfaatkan potensi alam tidak dapat dilakukan dalam satu waktu dan tidak menyisakan sumberdaya untuk masa depan. Pengendalian dianggap paling penting karena dengan mengendalikan, segala potensi sumberdaya alam dapat terlindungi secara lestari. Pemberdayaan anak jalanan dapat membantu mengefisienkan pemanfaatan hingga sumberdaya alam menjadi lebih terkendali. Selain sumberdaya alam, pencemaran lingkungan, salah satunya yang diakibatkan oleh sampah dapat lebih bermanfaat sehingga pencemaran akan berkurang. Dengan adanya pelatihan dan pengembangan dalam rangka pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan tersebut dapat juga membantu meningkatkan perekonomian anak jalanan. Pemberdayaan ini dapat membantu mengentaskan kemiskinan dan mengurangi pengangguran. Jika usaha mereka makin maju, penghasilan mereka pun akan dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Disamping peningkatan pendapatan, pemnafaatan alam secara efisien dapat terlaksana dan pencemaran lingkungan dapat diatasi sehingga pada gilirannya mereka diberdayakan kembali untuk dapat memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak mereka kelak.
DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

Posting Komentar